Beberapa hari ini timeline medsos saya dipenuhi foto viral mengenai
tomat yang dibuang ke selokan. Duuh.., miris banget melihatnya. Miris
melihat nasib petani tomat yang hasil panennya dihargai sangat murah
sehingga membuat para petani menjadi kesal, dan miris juga melihat
rahmat Allah yang melimpah ruah dibuang begitu saja sehingga menjadi
mubazir.
Tak sepenuhnya menyalahkan petani yang membuang tomat ke selokan atau
pun ke jalan. Berita semacam ini sudah bukan hal baru. Di daerah asal
saya, Sumatera Utara, tepatnya di Tanah Karo para petani sayuran pun
kerap membiarkan hasil panenannya semisal kol, membusuk di kebun-kebun.
Apa pasal? Ya tak beda dengan kasus tomat ini. Harga hasil tani yang
dihargai demikian murah! Jadi mikir, kemana ya pemerintah kita? Kok
sepertinya lepas tangan terhadap nasib warganya.
Tak inginlah saya berpanjang-panjang membahas regulasi dan peran
pemerintah. Rumit dan panjang berlembar-lembar nanti kalau di tulis.
Lebih baik balik lagi ke fokus saat hasil panenan melimpah dan dihargai
murah, haruskah kemudian membuang begitu saja rahmat yang diberikan
Allah. sehingga malah menjadi sia-sia?
Saya sih bukan petani skala besar, tapi menyukai dunia tanam menanam.
Soal hasil panenan dihargai sangat murah, saya pernah mengalaminya,
yakni saat sereh yang saya tanam melimpah ruah. Hasil serehnya
gendut-gendut, dan banyak banget panenannya. Saat saya coba tawarkan ke
pasar,eh..., dihargainya demikian murah. Apa kemudian saya menyerah dan
membuang sereh saya begitu saja? Tentu tidak. Sereh itu saya olah
menjadi minyak sereh yang memiliki banyak manfaat.
Berkaca dari pengalaman pribadi, mungkin saatnya memberi pembinaan pada
para petani dan juga yang punya hobi tanam menanam alias berkebun, apa
yang harus dilakukan saat hasil panen melimpah dan dihargai murah. Berikut beberapa cara menyiasati hasil panen yang melimpah dan murah
1.Keringkan
Beberapa produk hasil pertanian bisa diawetkan dengan cara dikeringkan.
alih-alih dibuang begitu saja, bisa dikeringkan dengan cara menjemur
hasil pertanian di bawah terik matahari (atau juga diangin-anginkan)
sampai kering. Setelah itu disimpan dalam wadah atau plastik kedap
udara. Biasanya olahan dalam bentuk kering ini harganya lebih mahal
daripada yang segar.
Contoh hasil pertanian yang dikeringkan adalah, cabai, rimpang-rimpangan (jahe,kunyit,dsb), beberapa jenis jamur
2. Olah Lalu Bekukan
Selain dikeringkan, hasil panen yang melimpah bisa diolah, dengan
campuran bahan-bahan lain, atau murni hasil produk itu sendiri.
Misalnya, tomat. Tomat bisa di kukus, kemudian diblender dan disaring,
lalu dimasak lagi, kemudian dinginkan dan bekukan. Dengan cara ini hasil
panen tomat yang melimpah ruah, tidak akan terbuang sia-sia. Hasil
olahan ini bisa digunakan sebagai pembuatan saus tomat, atau dicampur
dengan bahan-bahan lain.
3. Diversifikasi Produk Olahan
Produk yang melimpah menjadi simalakama buat petani, karena biasanya
diikuti harga yang anjlok. Salah satu pemecahan masalah ini adalah
dengan membuat beragam produk olahan dari hasil panen, sehingga hasil
panen tak harus selalu dilempar ke pasar dalam bentuk segar. Produk
olahan bisa berupa makanan, kue-kue, obat-obatan, dan sebagainya. Dengan
diversifikasi produk olahan, petani tidak tergantung kepada harga jual
yang ditetapkan pasar saat panen melimpah.
4. Bekerjasama Dengan Pihak Lain
Petani harus mencari cara bagaimana memutus rantai distribusi yang
panjang, sehingga hasil panen tidak melewati banyak tangan/pihak. Bisa
dengan cara menjalin kerjasama dengan supermarket besar untuk menerima
produk yang dihasilkan agar bisa dijual di sana dalam ke adaan segar.
Atau pihak lain, semisal restauran, bakery, industri rumahan yang
menggunakan produk-produk hasil pertanian sebagai salah satu komponen
dasar usahanya. dengan cara ini harga produk pertanian relatif lebih
stabil
Tentunya semua ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harusnya ada
kerjasama antara sesama petani, dan petani-pemerintah. Peran pemerintah
sangat diperlukan untuk membuat aturan terkait harga pasar, juga memberi
pendidikan dan pelatihan agar petani tak selalu tergantung pada
mekanisme pasar yang akan merugikan petani di saat hasil panennya
melimpah ruah. Sumber :
|